Nutritional status of underfive children of less privileged families in Medan

  • Indra B. Hutagalung
  • Bangun Lubis
  • Ridwanto Ridwanto
  • Hakimi Hakimi
  • Endang D. Hamid
Keywords: under five childreh, nutritional status, less previleged families n

Abstract

A cross sectional study was done on 94 under five children taken from Keluarga Pra-sejahtera (pre-prosperous family=-pre-PF) and Keluarga Sejahtera Tahap-1 (prosperous family phase-I=PF-I) in the East Medan subdistrict, municipality of Medan in period of August 1995 up to February 1996. The aim of the study was to measure nutritional status of under five children in both groups. There were 94 under five children in group of ore-PF and 94 under five children in group of PF-l. It was found that the nutritional status of both groups was significantly different. Significant difference was also noted when they were classified according to father's occupational status and father's education level. However when they were grouped according to maternal education, number of children in the family, and occurrence of disease in the previous month no significant difference was detected.

References

1.Semiloka Antropometri. Hasil dan rekomendasi Semiloka Antropometri di Indonesia, Ciloto, 3-7 February 1991.
2. BKKBN. Panduan pembangunan keluarga sejahtera dalam rangka peningkatan penanggulangan kemiskinan. Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN, Jakarta1997.
3. BKKBN. Petunjuk teknis pendataan dan pemetaan keluarga sejahtera: BKKBN. Gerakan keluarga berencana nasional. Cetakan I, Jakarta 1993.
4. Jalal F, Soekirman. Pemanfaatan antropometri sebagai indikatorsosial ekonomi. Gizi Indonesia 1990; 14(2):26-36.
5. Nazar SS, Sudibyo S. Gangguan gizi. In: buku ajar ilmu Kesehatan Anak FKUI, Jakarta 1991; 1:163-4.
6. Info pangan dan gizi. Edisi khusus siruasi masalah dan program gizl sampai dengan akhir Pelita V. Jaringan informasi pangan dan gizi. Departcmcn Kesehatan RI 1993; IV:I-8.
7. BPS. Mantri statistik Kecamatan Medan Timur, Kotamadya Medan dalam angka tahun 1995.
8. World Health Organization. Measuring change in nutritional status. Guidelines for assessing the nutritional impact of supplementary feeding programmness for fumerable groups. WHO: Geneva, 1983.
9. Simanjuntak G. Status gizi balita di Kecamatan Sekayam Propinsi Kalimantan Sarat. Medika 1996; 3:205-6.
10. Lubis IZ, Nurbafri NY, Nasution MA, Tarigan S, Lubis CR Keadaan gizi balita di desa Pakantan, Tapanuli Selatan. Presented at KONIKA VI 1984, Denpasar.
11. Tarigan S. Penyebab dan follow-up anak dengan gizi kurang. Presented at KONIKA. IV 1987, Yogyakarta.
12. Siregar H. Tinjauan kesehatan anak di beberapa pedesaan di Sumatera Utara. Pidato pengukuhan dan peresmian jabatan guru besar tetap, Mcdan 4 Juni 1993.
13. Sitanggang RS, Dharmawati C, Nasution R, Hamid ED. Tarigan S. Factors influencing malnutrition in children at the outpatient clinic of the Pediatric Nutrition subdivision, Pimgadi Hospital Medan 1985-1989. Paediatr Indones 1993;33:1-8.
14 Sihadi, Kartono D. Bcberapa aspck psikososial pada anak kurang energi protein (KEP) di daerah Bogor. Penelitian Gizi Makanan 1993;16:8-15.
15. Pudjiati S. lImu gizi klinis pada anak, edisi pertama. Jakarta: Balai penerbit FKUI; I990:93-119.
16. SKRT. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan 1992; 45155.
17. Sri Duryali, Suharyono. Manfaat ASI dan tumbuh kembang anak. ln: Kesehatan ibu dan keluarga berencana. Majalah Kedokteran Indonesia 1991; 41(8):474-80.
18. UNlCEE Nutrition. In: Unicef annual report 1994:50-5.
Published
2017-02-08
How to Cite
1.
Hutagalung I, Lubis B, Ridwanto R, Hakimi H, Hamid E. Nutritional status of underfive children of less privileged families in Medan. PI [Internet]. 8Feb.2017 [cited 20Apr.2024];41(1-2):11-. Available from: https://paediatricaindonesiana.org/index.php/paediatrica-indonesiana/article/view/1260
Received 2017-02-07
Accepted 2017-02-07
Published 2017-02-08